
Amril: SCM Summit 2025 Perkuat Supply Chain Dalam Negeri
Forum ini momen penting untuk membuka wawasan dan memperkaya strategi para praktisi logistik.
Konstruksi Media — Di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, Supply Chain Manager (SCM) Summit 2025 hadir sebagai ajang strategis bagi para pelaku rantai pasok di Indonesia untuk memperkuat ketangguhan sistem logistik dalam negeri.
Vice President Procurement EPC dan Investasi Divisi Supply Chain Management PT Nindya Karya, Amril Taufik Gobel, menyebut forum Bincang Supply Chain ini menjadi wadah untuk berbagi insight dan strategi menghadapi tantangan rantai pasok yang kian kompleks akibat perkembangan teknologi digital hingga ketegangan geopolitik global.
Di mana, para profesional dan pakar supply chain menyoroti pentingnya adaptasi menyeluruh terhadap lanskap baru industri yang menuntut ketahanan, kecepatan, dan kolaborasi lintas sektor.
Amril menyampaikan bahwa forum ini sebagai momen penting untuk membuka wawasan dan memperkaya strategi para praktisi logistik.

“SCM Summit 2025 sangat berharga karena kita mendapat banyak pencerahan, khususnya bagaimana menjadikan supply chain sebagai pilar utama di era perkembangan digital, termasuk pemanfaatan AI (Artificial Intelligence),” ungkap Amril saat ditemui Konstruksi Media di gelaran SCM Summit 2025, di Jakarta, Sabtu, (21/06/2025).
Dia menambahkan, transformasi digital bukanlah satu-satunya tantangan, sebab tekanan geopolitik seperti konflik Israel-Iran dan kebijakan tarif protektif dari Amerika Serikat juga berpengaruh besar pada kestabilan rantai pasok dalam negeri.
Menurutnya, isu-isu global seperti itu tak bisa dipisahkan dari realitas yang dihadapi oleh supply chain manager di Indonesia. Diskusi dalam forum ini menjadi titik tolak penting untuk menyusun langkah mitigasi risiko, mulai dari membangun kolaborasi strategis hingga mengedepankan people value.
“Kolaborasi dan nilai sumber daya manusia menjadi dua hal penting yang harus diperkuat. Di tengah kondisi geopolitik yang tidak stabil, dua hal ini menjadi kunci ketahanan kita,” tuturnya.
Dia menekankan bahwa kesiapan menghadapi dunia yang tak pasti harus ditopang oleh sinergi lintas institusi dan peningkatan kualitas manusia.
Ia memandang bahwa, kolaborasi bukan hanya tentang kerja sama antar perusahaan, tetapi mencakup sinergi antara sektor swasta, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam menciptakan ekosistem supply chain yang adaptif.
Untuk itu, melalui forum ini, pelaku industri diajak untuk merumuskan strategi bersama dalam menjawab gejolak global dan disrupsi digital. Dengan demikian, Indonesia dapat membangun sistem rantai pasok yang tidak hanya efisien, tetapi juga tahan terhadap krisis dan mampu menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.