
Konstruksi Media — “Re-industrialisasi akan menjadi game changer bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Bappenas telah menetapkan strategi reindustrialisasi melalui kerangka Industri Hebat.” – Rachmat Pambudy, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dalam Seminar Nasional Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bertajuk “Outlook Industrialisasi Indonesia, ICE BSD Tangerang, Sabtu (5/7).
Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian, Indonesia kembali menempatkan re-industrialisasi sebagai strategi utama untuk mencapai transformasi ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, sebuah pertanyaan mendasar terus menggelayut: apakah re-industrialisasi nasional ini hanya sekedar ilusi atau benar-benar dapat diimplementasikan dengan efektif?
Momentum re-industrialisasi semakin menguat setelah seminar yang diselenggarakan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di ICE BSD baru-baru ini. Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa re-industrialisasi akan menjadi game changer bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Bappenas telah menetapkan strategi reindustrialisasi melalui kerangka Industri Hebat dengan landasan pada keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia.
Lebih dari itu, Kepala Bappenas turut meminta saran dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), agar pemerintah bisa mempercepat program reindustrialisasi. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengintegrasikan masukan dari kalangan profesional teknik untuk menyempurnakan strategi re-industrialisasi.
Ketua Umum PII, DR.Ing. Ir.Ilham Akbar Habibie, MBA, IPU, yang juga hadir dalam seminar tersebut, menyampaikan perspektif penting tentang peran strategis insinyur dalam proses re-industrialisasi, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan organisasi profesi.
“Kemandirian teknologi hanya bisa dicapai jika Indonesia memiliki struktur industri yang kokoh dan berkelanjutan, dan itu hanya dapat diwujudkan melalui kontribusi nyata para insinyur Indonesia,” ungkap Ilham Habibie, Sabtu, (05/07/2025) seperti dikutip dari Konstruksi Media.
Ilham kemudian menambahkan bahwa Indonesia saat ini belum sepenuhnya masuk dalam fase reindustrialisasi, melainkan deindustrialisasi yang umumnya terjadi.
Sebagaimana diketahui, deindustrialisasi merupakan penurunan aktivitas industri di suatu negara atau wilayah, yang ditandai dengan pengurangan output sektor manufaktur, penurunan kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan berkurangnya lapangan kerja di sektor industri.
Sedangkan, reindustrialisasi merupakan upaya dalam melakukan perubahan dan perbaikan secara holistik dan komprehensif dalam proses industrialisasi untuk mendorong kembali pembangunan industri manufaktur nasional.
Menurut Ilham, reindustrialisasi bukan hanya agenda teknokratik, melainkan panggilan sejarah untuk membangun kembali struktur industri nasional yang sempat melemah.
Dalam pandangannya, momentum ini harus dimanfaatkan untuk membangun kemandirian bangsa, bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai fondasi nyata menuju masa depan Indonesia yang berdaulat, maju, dan mandiri.
Perjalanan industrialisasi Indonesia sejak era reformasi telah menunjukkan dinamika yang menarik. Kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sejak 2014 hingga 2022 rata-rata mencapai 3,44%, angka yang bahkan berada di atas rata-rata dunia.
Pencapaian ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari strategi hilirisasi yang telah mendorong penciptaan ribuan industri turunan yang meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik menunjukkan realitas yang kompleks. Indonesia berhasil masuk ke dalam 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia, sekaligus menjadi satu-satunya negara ASEAN yang mencapai prestasi tersebut.
Kementerian Perindustrian bahkan menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,80 persen pada 2024, dengan kontribusi industri manufaktur diproyeksikan mencapai 17,90 persen terhadap total PDB nasional .
Namun, realitas di lapangan menunjukkan gambaran yang tidak sepenuhnya optimis. Industri pengolahan atau manufaktur hanya mampu tumbuh 4,43% dalam periode terbaru, yang merupakan pertumbuhan terendah sejak 2021 atau dalam tiga tahun terakhir. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga menunjukkan bahwa PMI sempat terkontraksi selama lima bulan, menandakan adanya tantangan struktural yang perlu diatasi.
Meskipun demikian, terdapat sinyal positif yang patut dicermati. Indeks Kepercayaan Industri pada September 2024 mencapai 52,48, yang berarti berada di atas angka 50 dan menunjukkan bahwa industri manufaktur Indonesia berada pada level ekspansi.
Direktori Industri Manufaktur 2024 juga mencatat bahwa terdapat sekitar 30 ribu perusahaan industri manufaktur skala menengah dan besar di Indonesia, menunjukkan basis industri yang cukup solid.
Strategi re-industrialisasi yang diusung pemerintah melalui program Making Indonesia 4.0 mencakup sepuluh inisiatif komprehensif. Dimulai dari perbaikan alur aliran barang dan material, pembangunan peta jalan zona industri yang terintegrasi lintas sektor, hingga pembangunan infrastruktur digital nasional.
Program ini juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekosistem inovasi yang mendukung transformasi industri.
Kebijakan hilirisasi yang menjadi tulang punggung re-industrialisasi telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Proses ini tidak hanya menciptakan nilai tambah dari komoditas mentah, tetapi juga mendorong transfer teknologi dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Industri turunan yang tercipta dari proses hilirisasi ini menjadi bukti konkret bahwa re-industrialisasi bukan sekadar konsep abstrak, melainkan strategi yang dapat diimplementasikan secara nyata.
Tantangan utama yang dihadapi dalam implementasi re-industrialisasi terletak pada aspek struktural dan sistemik. Kondisi ekonomi global yang bergejolak, sebagaimana tercermin dalam berbagai indikator ekonomi, memerlukan adaptasi kebijakan yang dinamis.
Pemerintah perlu memastikan bahwa insentif pajak untuk industri strategis, harmonisasi aturan dan kebijakan, serta pemberdayaan industri kecil dan menengah dapat berjalan secara sinergis.
Proyeksi ekonomi Indonesia untuk 2024 dan 2025 menunjukkan optimisme yang realistis. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2% pada 2024 dan berkisar antara 5,3-5,6% pada 2025.
Angka-angka ini memberikan ruang yang cukup untuk implementasi program re-industrialisasi yang berkelanjutan, dengan syarat adanya komitmen yang konsisten dari semua pemangku kepentingan.
Forum Insinyur Muda Persatuan Insinyur Indonesia yang menggelar Temu Nasional pada Februari 2025 dengan tema “Hilirisasi Insinyur Muda untuk Mendorong Re-Industrialisasi di Semua Sektor Keinsinyuran Menuju Indonesia Emas 2045” menunjukkan bahwa re-industrialisasi bukan hanya agenda pemerintah, tetapi juga menjadi perhatian serius kalangan profesional dan akademisi.
Dukungan dari berbagai lapisan masyarakat ini menjadi modal penting untuk memastikan keberhasilan implementasi program re-industrialisasi, sekaligus membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan organisasi profesi menjadi kunci sukses transformasi industri nasional.
Melihat data dan fakta yang ada, ditambah dengan komitmen yang ditunjukkan dalam seminar PII di ICE BSD, re-industrialisasi nasional bukanlah sekadar ilusi belaka. Fondasi yang telah dibangun selama dekade terakhir, ditambah dengan strategi yang komprehensif dan dukungan yang luas dari berbagai kalangan, memberikan alasan untuk optimis bahwa re-industrialisasi dapat diimplementasikan dengan efektif.
Namun, keberhasilan implementasi ini sangat bergantung pada konsistensi kebijakan, adaptabilitas terhadap perubahan kondisi global, dan komitmen jangka panjang dari semua pihak yang terlibat.
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Ketua Umum Persatuan Indonesia (PII) DR.Ing. Ir.Ilham Akbar Habibie, MBA, IPU, secara virtual pada kesempatan pengambilan sumpah 834 Insinyur dari Program Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) di Holel Claro, Makassar, Senin malam (14/7).
Menurutnya,negara-negara maju adalah mereka yang berhasil melakukan industrialisasi, dan Indonesia pun tengah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% melalui re-industrialisasi yang membutuhkan kontribusi besar dari kalangan insinyur.
“Untuk mencapai target tersebut, PII berkomitmen untuk meningkatkan jumlah dan kualitas insinyur di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi, PII juga akan terus bertransformasi agar dapat melayani anggota dan para pemangku kepentingan dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih mudah,” ujar Ilham seperti dikutip dari Konstruksi Media.
Kesuksesan re-industrialisasi nasional pada akhirnya akan ditentukan oleh kemampuan Indonesia untuk mengintegrasikan kekuatan domestik dengan peluang global, memanfaatkan keunggulan komparatif yang dimiliki, dan menciptakan ekosistem industri yang resilient dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang tepat, komitmen yang kuat, dan kolaborasi yang solid antara pemerintah dan organisasi profesi seperti PII, re-industrialisasi nasional dapat menjadi kunci transformasi ekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih prospektif.
Menteri PPN/Bappenas Tegaskan Reindustrialisasi Kunci Strategis untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
https://www.liputan6.com/bisnis/read/6097179/dongkrak-pertumbuhan-ekonomi-reindustrialisasi-jadi-game-changer
Ketum PII Tekankan Reindustrialisasi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045
https://www.kemenperin.go.id/artikel/24716/Indonesia-Masuk-10-Besar-Penyumbang-Produk-Manufaktur-Dunia
https://www.kemenperin.go.id/artikel/24716/Indonesia-Masuk-10-Besar-Penyumbang-Produk-Manufaktur-Dunia
https://www.kemenperin.go.id/artikel/24935/Menteri-Perindustrian-Target-Pertumbuhan-Industri-Pengolahan-Nonmigas-2024-Capai-5,80-Persen
https://dataindonesia.id/industri/detail/industri-pengolahan-tumbuh-443-terendah-dalam-3-tahun-terakhir
https://www.kemenperin.go.id/artikel/24992/Indeks-Kepercayaan-Industri-Manufaktur-September-2024-Bernilai-52,48
https://ekon.go.id/publikasi/detail/1443/pemerintah-luncurkan-making-indonesia-40
https://www.reuters.com/markets/asia/indonesias-q4-gdp-5-line-with-poll-forecast-2025-02-05
https://www.reuters.com/world/asia-pacific/indonesia-2025-gdp-growth-seen-around-5-finance-minister-says-2025-04-24/