EventINFONews

AHY Tekankan Fondasi Keberlanjutan: Pangan, Air, dan Energi di Forum ISF 2025

Dengan lima pilar utama yaitu transisi energi, industri hijau, keanekaragaman hayati dan konservasi alam, kehidupan berkelanjutan, serta ekonomi biru.

Konstruksi Media — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya membangun keberlanjutan dari fondasi dasar masyarakat: pangan, air, dan energi. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 yang akan digelar pada 10–11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).

Mengusung tema “Sustainable Growth” dengan lima pilar utama—transisi energi, industri hijau, keanekaragaman hayati dan konservasi alam, kehidupan berkelanjutan, serta ekonomi biru. Forum ini disebut AHY bukan sekadar konferensi, tetapi wadah untuk membangun model pembangunan yang adil dan visioner.

“Di mana kita saling mendukung dalam membangun model pembangunan yang adil, realistis, dan berwawasan masa depan. Itulah filosofi di balik ISF ini. Bukan sekadar konferensi, melainkan platform untuk membentuk narasi kita sendiri,” ujar AHY.

Pangan, Air, dan Energi Jadi Titik Awal

AHY menegaskan bahwa keberlanjutan tidak bisa hanya berbicara tentang transisi hijau dan dekarbonisasi, tetapi harus dimulai dari kebutuhan dasar masyarakat.

“Jika kita serius tentang keberlanjutan, kita harus memulai dari titik awal setiap masyarakat, yaitu pangan, air, dan energi. Tanpa itu, tak ada bangsa yang dapat membangun masa depan yang adil dan lestari,” tegasnya.

Ia menyebut Indonesia memikul tanggung jawab besar memberi makan lebih dari 280 juta penduduk. Karena itu, pemerintah memperluas lumbung pangan, merevitalisasi irigasi, dan menjaga agar lahan pertanian tetap produktif dan tidak berubah fungsi.

Akses Air Bersih Menuju 2045

Selain pangan, penguatan infrastruktur air bersih menjadi prioritas. AHY menyebut sebagian besar infrastruktur air sudah ada, tetapi belum termanfaatkan optimal.

“Kami sedang menyelaraskan kebijakan air nasional untuk mempercepat investasi jaringan perpipaan, mengurangi ekstraksi air tanah berlebihan, dan memperluas akses air bersih. Pada 2045, semua wilayah perkotaan harus memiliki akses universal terhadap air perpipaan,” jelasnya.

Indonesia International Sustainability Forum 2025
Pembukaan Forum Indonesia International Sustainability Forum 2025

Transisi Energi dan Penambahan 69,5 GW

Dalam sektor energi, AHY mengungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan peta jalan R2PPL 2025–2034 untuk mendorong sistem kelistrikan bersih.

“Indonesia akan menambah 69,5 gigawatt kapasitas baru ke jaringan listrik nasional, dengan tiga perempatnya berasal dari energi terbarukan dan penyimpanan,” kata AHY.

Ia menegaskan, keberhasilan transisi akan bergantung pada disiplin, pembiayaan, dan kecepatan penerapan.

Ekonomi Bersih: Transportasi Listrik dan Hilirisasi

AHY juga menekankan bahwa ekonomi berkelanjutan adalah ekonomi yang tumbuh tanpa menguras sumber daya.

“Keberlanjutan adalah elektrifikasi transportasi. Dengan beralih dari bahan bakar fosil ke mobilitas listrik, kita mengurangi impor bahan bakar, meringankan subsidi, dan memodernisasi transportasi,” ujarnya.

Baca juga: Menko AHY Tinjau Proyek Air Bersih dan Irigasi di Gunungkidul: Perkuat Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Warga

Hingga Agustus 2025, tercatat lebih dari 120 ribu kendaraan listrik terjual dengan pangsa pasar 10 persen. Ia menekankan pentingnya elektrifikasi transportasi umum, logistik, dan pengiriman barang.

Selain itu, hilirisasi disebut menjadi motor peningkatan nilai tambah nasional.

“Keberhasilan hilirisasi nikel telah mengubah profil ekspor Indonesia. Kini kami memperluasnya ke tembaga, turunan sawit, rumput laut, dan komoditas potensial lain,” ungkap AHY.

Dekarbonisasi industri, menurutnya, akan berjalan melalui efisiensi energi, digitalisasi, kesiapan hidrogen, serta penangkapan karbon.

Indonesia International Sustainability Forum 2025
Kemeriahan Forum
Indonesia International Sustainability Forum 2025

SDM dan Investasi Jadi Penggerak Utama

AHY menegaskan bahwa transisi hijau membutuhkan keterampilan teknis dan pembiayaan besar.

“Kita membutuhkan insinyur listrik, ahli data, teknisi pemeliharaan, perencana kota tangguh, dan pakar pembiayaan hijau,” katanya.

Menurut Bappenas, kebutuhan investasi infrastruktur mencapai US$650 miliar untuk menopang target pertumbuhan ekonomi 8 persen, dengan US$190 miliar berasal dari modal swasta.

“Anggaran negara saja tidak bisa menanggungnya. Karena itu kami membangun ekosistem pembiayaan publik-swasta, melibatkan mitra multilateral, dan mendorong blended finance,” jelas AHY.

Kepastian hukum dan iklim investasi yang stabil disebut sebagai kunci menarik partisipasi swasta.

Bangun Masa Depan Tanpa Ketertinggalan

Menutup pidatonya, AHY menyampaikan tiga pengingat utama:

  1. Masa depan harus terjamin melalui pangan, air, dan energi bersih yang terjangkau.
  2. Masa depan harus kompetitif dengan transportasi efisien, hilirisasi, dan industri rendah karbon.
  3. Masa depan harus dapat diinvestasikan melalui SDM unggul dan model pembiayaan inovatif.

“Mari kita bangun masa depan di mana kemakmuran dan keberlanjutan saling mendukung, tak ada wilayah yang tertinggal, dan kemajuan berdampak bagi Indonesia, umat manusia, dan planet kita,” tutup AHY. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp
Banner Kiri
Banner Kanan