
Ahli Kimia Sugiarto Goenawan: Penggunaan Material Tepat Kunci Keberlanjutan Cagar Budaya
Pelestarian cagar budaya tidak hanya bergantung pada upaya restorasi visual semata tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang karakteristik material asli.
Konstruksi Media – Sugiarto Goenawan, ahli kimia lulusan FH Reutlingen, Jerman, sekaligus pecinta cagar budaya, menekankan pentingnya pemilihan material yang tepat untuk memastikan keberlanjutan situs-situs bersejarah di Indonesia.
Menurutnya, pelestarian cagar budaya tidak hanya bergantung pada upaya restorasi visual semata, tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang karakteristik material asli yang digunakan dalam pembangunan.
“Material adalah roh dari sebuah bangunan bersejarah. Jika kita salah memilih bahan saat proses restorasi, maka kita justru mempercepat kerusakan, bukan melestarikan,” ujar Sugiarto dalam sebuah seminar nasional bertajuk ‘Pelestarian Cagar Budaya yang Berkelanjutan, Selasa (11/2/2025).

Dengan latar belakangnya di bidang kimia, Sugiarto menyoroti bagaimana reaksi kimia tertentu antara material baru dan lama bisa menyebabkan degradasi struktural. Ia menjelaskan, beberapa situs cagar budaya mengalami kerusakan lebih cepat karena penggunaan bahan modern yang tidak kompatibel dengan material asli.
“Keseimbangan kimia antara material baru dan lama sangat penting. Misalnya, penggunaan semen modern pada struktur batu bata kuno bisa menyebabkan retakan mikro karena perbedaan sifat termal dan kelembaban,” jelasnya.
Ia merekomendasikan penggunaan bahan alami atau material yang sudah teruji kompatibel dengan struktur aslinya. Selain itu, pendekatan berbasis riset ilmiah harus diterapkan dalam setiap proyek restorasi.