INFOKorporasiNews

Adhi Karya Kejar Peluang Tumbuh dari Tiga Sektor Strategis Bisnis

Ketiga sektor tersebut adalah transportasi, energi, dan sektor properti.

Konstruksi Media – PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan mengejar peluang pertumbuhan dari tiga sektor strategis yang diprediksi bakal lari kencang pada 2025.

Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson mencatat, ketiga sektor tersebut adalah transportasi, energi, dan sektor properti.

Di sektor transportasi, ADHI mempunyai sejumlah riwayat portofolio seperti proyek MRT dan LRT Jakarta, serta proyek kereta commuter di Filipina. Sementara, di sektor energi, ADHI menggarap proyek Smelter Manyar Gresik.

Kemudian, di sektor properti, anggota BUMN Karya tersebut juga memiliki portofolio berupa Hotel Grandhika dan dua anak usahanya, PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dan PT Adhi Persada Properti.

Entus menjelaskan, prediksi tumbuhnya sektor transportasi, energi, dan properti tahun ini tidak lepas dari ekonomi Indonesia yang diproyeksi bakal tetap berada di atas 5%. Ditambah, pemerintah juga meningkatkan alokasi anggaran infrastruktur.

“Jadi, Adhi memiliki peluang besar untuk memperoleh lebih banyak proyek strategis sekaligus memperkuat portofolio bisnisnya,” jelas Entus dikutip dari laporan tahunan yang dipublikasi ADHI dikutip, Selasa (22/4/2025).

Atas dasar tersebut, Entus optimistis, tahun ini Adhi akan terus tumbuh dengan meningkatkan efisiensi dari sisi operasional, diversifikasi proyek, dan memperkuat strategi bisnis yang adaptif.

Emiten konstruksi pelat merah tersebut juga berkomitmen memperluas implementasi teknologi digital, termasuk pemanfaatan building information modelling (BIM), enterprise resource planning (ERP), dan otomatisasi berbagai proses bisnis.

“Langkah ini bertujuan untuk mengurangi biaya operasional, meningkatkan ketepatan perencanaan, serta memastikan pelaksanaan proyek yang lebih efisien dan efektif,” tambah Entus.

Dari sisi kontrak baru, ADHI menargetkan kontrak baru pada tahun ini sebesar Rp 28 triliun, naik 40% dibandingkan capaian kontrak baru pada 2024 yang sebesar Rp 20 triliun atau mencerminkan 62% dari target sebesar Rp 32 triliun.

Komposisi kontrak ADHI sepanjang tahun buku 2024 bersumber dari proyek pemerintah sebesar Rp 9,7 triliun (77%) dari target Rp 12,7 triliun. Menurut Entus, tidak tercapainya target tersebut dipengaruhi oleh dinamika tahun politik yang terjadi pada tahun berjalan.

Di luar proyek pemerintah, ADHI juga mengantongi kontrak baru dari BUMN sebesar Rp 5,8 triliun (64%) dari taget sebesar Rp 9,1 triliun. Disusul kontrak dari swasta sebesar Rp 4,4 triliun (42%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp 10,6 triliun. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp