
ACF Meeting ke 57 dan AKI Connect 2025 di Jakarta : Membangun Jembatan Peradaban Melalui Kemitraan Infrastruktur
Oleh: Amril Taufik Gobel Vice President Procurement EPC dan Investasi, Divisi Supply Chain Management PT Nindya Karya
Konstruksi Media — “Pembangunan adalah bentuk cinta yang paling nyata pada generasi mendatang.” -Lee Kuan Yew
Ketika angin perlambatan ekonomi global menerpa dan prioritas nasional bergeser dari pembangunan infrastruktur ke sektor-sektor yang lebih mendesak, banyak yang pesimistis. Namun di tengah suasana yang muram itu, Jakarta justru menjadi mercusuar harapan baru.
Tanggal 14 Agustus 2025 mendatang, Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah 57th ASEAN Constructors Federation (ACF) Meeting, tetapi juga menggelar forum bisnis AKI Connect, sebuah platform strategis yang menyulut kembali semangat kolektif untuk membangun dan berkolaborasi.
AKI Connect, prakarsa Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), bukan sekadar ajang temu sapa. Ini adalah panggung diplomasi pembangunan yang menjembatani kesenjangan antara peluang dan modal. Dengan menghadirkan proyek-proyek Public-Private Partnership (PPP) yang terbuka bagi investasi, acara ini secara konkret menjawab tantangan terbesar dalam lanskap infrastruktur Indonesia: keterbatasan dana di tengah kebutuhan yang kian mendesak.
Langkah ini bukan tanpa alasan, mengingat pemerintah Indonesia telah mengalokasikan lebih dari 423 triliun rupiah untuk infrastruktur pada 2024, namun kebutuhan masih jauh dari tercukupi. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bahkan menyebutkan bahwa kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia hingga 2029 mencapai Rp6.445 triliun, namun kapasitas fiskal negara hanya mampu menutup sekitar 37% dari jumlah itu
Melihat data terkini, optimisme masih menyala terang. Pasar konstruksi Indonesia bernilai USD 273,15 miliar pada 2024 dan diproyeksikan tumbuh menjadi USD 312,84 miliar pada 2025. Bahkan lebih mencengangkan lagi, industri ini diperkirakan akan mencapai USD 535,98 miliar pada 2030 dengan tingkat pertumbuhan tahunan 11,4% dari 2025 hingga 2030. Angka-angka ini bukan sekadar deretan statistik dingin, melainkan cerminan harapan jutaan rakyat Indonesia yang mendambakan infrastruktur yang layak.
Namun, realitas lapangan bercerita lain. Investasi infrastruktur telah tumbuh dari USD 57,3 miliar pada 2014 menjadi USD 138,6 miliar yang diproyeksikan pada 2025, mencerminkan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 8,4%. Meski angka ini mengesankan, kesenjangan infrastruktur di berbagai daerah masih menganga lebar, seolah mengingatkan kita bahwa perjuangan masih panjang.
Di sinilah peran Asosiasi Kontraktor Indonesia menjadi sangat vital. Mereka tidak hanya berperan sebagai pelaksana pembangunan, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan kebutuhan domestik dengan peluang investasi internasional. Melalui forum AKI Connect, mereka menawarkan proyek-proyek PPP kepada investor regional dan global, menciptakan ekosistem kolaborasi yang saling menguntungkan.
Lebih dari 57 delegasi dari berbagai negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, hingga Kamboja akan hadir dalam pertemuan ini. Agenda forum dibagi dalam dua sesi utama: sesi pertama membedah peluang investasi nyata di Indonesia, sedangkan sesi kedua dikhususkan untuk koneksi langsung, diskusi mendalam, dan kolaborasi lintas negara. Dalam suasana yang hangat namun fokus, peserta diberi ruang untuk membentuk aliansi strategis, termasuk presentasi proyek PPP unggulan yang ditawarkan langsung oleh anggota AKI.
Namun lebih dari sekadar data dan presentasi, yang membuat forum ini istimewa adalah narasi kemanusiaan yang menyertainya. Pembangunan infrastruktur bukan semata-mata tentang beton dan baja. Ia menyangkut akses masyarakat desa terhadap pasar, keterhubungan anak-anak di pulau terluar dengan pendidikan yang layak, dan bagaimana masyarakat pinggiran bisa mendapatkan air bersih serta sanitasi yang layak. Menyentuh sisi ini, AKI Connect menjelma bukan sekadar forum bisnis, tetapi ruang dialog antara cita dan realita.
Ini adalah wujud nyata dari semangat integrasi regional yang telah lama digaungkan. Ekonomi digital ASEAN diperkirakan mencapai USD 330 miliar pada 2025, dan infrastruktur menjadi tulang punggung yang menopang transformasi ini. AKI Connect menjelma bukan sekadar forum bisnis, tetapi ruang dialog antara cita dan realita.
Fakta menarik lainnya adalah pendekatan inklusif yang ditawarkan. Tak hanya pelaku besar dunia konstruksi seperti Adhi Karya, Nindya Karya, Tripatra, Total Bangun Persada, Wijaya Karya, Waskita Karya, atau Hutama Karya yang tampil, tetapi juga kontraktor menengah dan mitra teknologi dari sektor swasta diberi tempat.
Kehadiran vendor dan pemangku kepentingan dari sektor energi, logistik, hingga telekomunikasi memperkaya ekosistem yang diharapkan tidak hanya membangun proyek, tetapi juga membangun relasi yang berkelanjutan.
Yang menyentuh hati adalah bagaimana para kontraktor Indonesia, tidak kehilangan semangat meski menghadapi tantangan berat. Mereka tetap berkomitmen membangun negeri, bahkan ketika anggaran pemerintah mengalami pengurangan. Semangat gotong royong yang mengalir dalam darah bangsa Indonesia tampak nyata dalam inisiatif ini.
Industri konstruksi Indonesia diperkirakan akan berkembang 4,1% secara riil pada 2025, didukung oleh investasi dalam proyek infrastruktur transportasi, khususnya infrastruktur kereta api dan jalan. Angka ini mungkin terdengar sederhana, namun di balik angka tersebut tersimpan cerita ribuan pekerja konstruksi yang berjuang membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Forum ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia tidak berjalan sendirian. Kerjasama antara Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Asian Development Bank (ADB), dan ASEAN Infrastructure Fund (AIF) semakin menguat dalam mendukung inisiatif infrastruktur ASEAN. Kolaborasi multilateral ini membuka pintu bagi pembiayaan alternatif yang sangat dibutuhkan Indonesia.
Melihat besarnya antusiasme dan potensi yang terbuka, kita patut percaya bahwa inisiatif seperti AKI Connect akan menjadi preseden baik dalam tata kelola infrastruktur nasional. Ini bukan hanya soal menghadirkan proyek, tetapi juga memperkuat sistem yang memungkinkan semua pihak — dari investor hingga warga desa terpencil — merasa memiliki dan dilibatkan dalam proses pembangunan.
Kita tengah berada dalam fase transisi penting. Ketika pandemi telah memaksa kita berpikir ulang tentang prioritas, forum seperti AKI Connect justru mempertegas bahwa infrastruktur tetap relevan. Namun kali ini dengan pendekatan yang lebih manusiawi, berkelanjutan, dan berakar pada kebutuhan riil masyarakat.
Setiap proyek infrastruktur yang berhasil dikembangkan melalui forum ini akan menciptakan lapangan kerja bagi ribuan orang, meningkatkan mobilitas masyarakat, dan pada akhirnya mengangkat harkat hidup rakyat Indonesia. Jalan yang dibangun hari ini akan menjadi jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak cucu kita.
Jika negara ingin tumbuh dengan adil, maka pembangunan tak boleh hanya berhenti di kota besar. Ia harus menembus batas geografis, ekonomi, dan sosial. Dan di sinilah pentingnya forum-forum kolaboratif, tempat di mana ide dan dana, semangat dan strategi, bertemu untuk membentuk masa depan yang lebih baik.
Meski tantangan global terus menghadang, semangat para kontraktor Indonesia untuk terus membangun patut diacungi jempol. Mereka membuktikan bahwa krisis bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari inovasi dan kolaborasi yang lebih kuat.
AKI Connect 2025 bukan sekadar forum bisnis, tetapi manifestasi dari tekad bangsa Indonesia untuk terus maju, bergandengan tangan dengan negara-negara tetangga.
Ketika matahari terbenam pada 14 Agustus 2025 nanti, dan para delegasi berkumpul di Pantai Indah Kapuk, mereka tidak hanya akan membicarakan kontrak dan investasi.
Mereka akan merajut mimpi bersama, membangun jembatan peradaban yang akan menghubungkan masa kini dengan masa depan yang lebih baik. Sebab di ujung setiap proyek infrastruktur, tersimpan harapan jutaan jiwa yang mendambakan kehidupan yang lebih layak.
Karena sejatinya, membangun negeri adalah bentuk cinta paling tulus yang bisa diwariskan antargenerasi.
“Infrastructure is the backbone of a strong nation, and collaboration is the soul that animates it.” — Ban Ki-moon
Sumber Rujukan:
1. https://www.bappenas.go.id/berita/berita-bappenas/investasi-infrastruktur-untuk-pembangunan-berkelanjutan
2. https://setkab.go.id/en/address-of-the-president-of-the-republic-of-indonesia-on-the-presentation-of-the-government-statement-on-the-bill-on-the-state-budget-for-the-2024-fiscal-year-and-its-financial-note-before-the-plena/
3. https://www.nextmsc.com/report/indonesia-construction-market