
“Kami juga mengharapkan dukungan dari Kementerian Sosial untuk memetakan keberlanjutan sistem sekolah terhadap aset yang dibangun,” tambahnya.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa pada tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan 200 Sekolah Rakyat. Dari jumlah tersebut, 53 unit akan memanfaatkan bangunan eksisting dan selesai pertengahan tahun, sementara 147 unit lainnya akan dibangun dari nol dan direncanakan rampung akhir 2025.

“Kita mulai dengan 200 sekolah tahun ini. Sebanyak 53 di antaranya sudah siap untuk digunakan karena hanya memerlukan renovasi ringan. Sisanya 147 unit akan melalui pembangunan baru,” terang Mensesneg.
Sementara itu, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf menambahkan bahwa lokasi Sekolah Rakyat tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, hingga Papua. Ia juga mengungkapkan bahwa dua perguruan tinggi, yakni Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA), telah menyatakan komitmennya untuk mendukung penyelenggaraan program ini.
“Sesuai arahan Presiden, luas lahan yang dibutuhkan untuk Sekolah Rakyat adalah 5 hingga 10 hektare, yang mencakup fasilitas pendidikan dari jenjang SD hingga SMA. Desain prototipe telah disiapkan oleh Kementerian PU,” ujar Mensos. (***)