Konstruksi Media – Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur strategis. Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025 yang diteken pada 24 September 2025, telah ditetapkan 226 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 25 Program Strategis Nasional. Dari jumlah tersebut, 50 proyek merupakan jalan tol.
Sebagian besar PSN jalan tol sudah beroperasi penuh maupun sebagian. Namun, perhatian kini tertuju pada kelompok proyek yang masih dalam tahap konstruksi dan persiapan karena akan sangat menentukan efisiensi logistik serta pertumbuhan ekonomi kawasan dalam waktu dekat.
1. Trans Sumatera: Jantung Logistik Baru
Dua ruas utama di Riau dan Jambi tengah dikebut untuk menyambungkan jaringan Trans Sumatera yang telah beroperasi:
- Tol Jambi–Rengat: Menghubungkan Provinsi Jambi dan Riau, serta memangkas biaya logistik hasil bumi.
- Tol Rengat–Pekanbaru: Melengkapi tulang punggung Tol Trans Sumatera dan mempercepat perjalanan antarpusat pemerintahan provinsi.
2. Pulau Jawa: Integrasi Pariwisata, Industri, dan Logistik
Sejumlah ruas penting di Jawa berperan besar membuka akses ekonomi baru dan mendukung arus barang serta wisata:
- Tol Probolinggo–Banyuwangi: Menuntaskan jaringan Trans Jawa dan membuka konektivitas ke Bali melalui pelabuhan, berdampak besar pada sektor pariwisata.
- Tol Jakarta–Cikampek II Sisi Selatan: Alternatif penting untuk mengurangi kemacetan Tol Japek eksisting dan mendukung kelancaran industri.
- Tol Yogyakarta–Bawen: Membentuk segitiga emas pariwisata (Yogyakarta–Solo–Semarang) serta mendorong sektor wisata dan properti di Magelang dan sekitarnya.
- Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Getaci): Digadang sebagai tol terpanjang di Indonesia, membuka akses kawasan selatan Jawa Barat yang selama ini terisolasi.
- Tol Akses Pelabuhan Patimban: Menghubungkan pelabuhan utama ekspor-impor dengan jalur utama Trans Jawa, penting bagi rantai pasok nasional.
Baca juga: 50 Jalan Tol Proyek Strategis Nasional Era Prabowo, Ini Daftar Lengkapnya
3. Metropolitan Jakarta: Enam Ruas Tol Dalam Kota
Empat dari enam ruas tol dalam kota Jakarta masih dalam tahap konstruksi dan menjadi kunci pengurai kemacetan Jabodetabek:
- Tol Duri Pulo–Kampung Melayu: Mengurangi kepadatan di pusat kota.
- Tol Kemayoran–Kampung Melayu: Mendukung mobilitas di wilayah Kemayoran dan Jakarta Timur.
- Tol Ulujami–Tanah Abang: Memperkuat konektivitas Jakarta Selatan dan Barat.
- Tol Pasar Minggu–Casablanca: Menjadi solusi kemacetan di Jakarta Selatan.
- Tol New Priok Eastern Access (NPEA): Akses strategis ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk mempercepat arus kontainer.
- Pengembangan Tol Ir. Wiyoto Wiyono (Harbour Road II): Meningkatkan kapasitas tol dalam kota menuju pelabuhan sesuai masterplan logistik nasional.
4. Non-Jawa: Pemerataan Ekonomi dan Akses Baru
Beberapa proyek luar Jawa dan daerah inovatif turut didorong penyelesaiannya:
- Tol Gilimanuk–Mengwi (Bali): Memangkas waktu tempuh Gilimanuk–Denpasar dan diperkirakan mengerek ekonomi serta properti Bali Barat.
- Tol Dalam Kota Bandung (North–South Link): Solusi penting untuk kemacetan dan penghubung utama utara–selatan kota, mendukung pariwisata dan pengembangan kawasan.
Dampak Strategis Jangka Panjang
Kelima belas proyek ini memiliki nilai strategis jauh melampaui fungsi konektivitas semata. Ruas seperti Japek II Selatan dan tol dalam kota Jakarta dirancang untuk mengurai kemacetan kronis yang selama ini membebani ekonomi nasional.
Sementara itu, Tol Getaci dan Gilimanuk–Mengwi akan membuka kawasan selatan Jawa serta barat Bali yang selama ini tertinggal secara aksesibilitas, sekaligus menarik investasi baru yang berpotensi mengubah peta harga properti.
Tol Akses Patimban dan NPEA memastikan investasi triliunan rupiah di sektor pelabuhan berjalan optimal. Dengan dorongan kuat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk menyelesaikan 50 PSN tol, pengawasan terhadap 15 proyek yang masih dalam konstruksi akan menjadi indikator utama keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan Gerbang Emas Transportasi Nasional. (***)
