INFONewsTRANSPORTATION

10 Tahun hanya Jadi Wacana, LRT Bandung Raya Kembali Dibahas

Proyek LRT Bandung Raya sejatinya mulai diperbincangkan sejak 2016, saat Ridwan Kamil masih menjabat Wali Kota Bandung

Konstruksi Media – Wacana pembangunan LRT Bandung Raya kembali mengemuka setelah dibahas dalam pertemuan antara Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Jumat, 3 Oktober 2025.

Proyek LRT Bandung Raya sejatinya mulai diperbincangkan sejak 2016, saat Ridwan Kamil masih menjabat Wali Kota Bandung. Moda transportasi ini dirancang untuk melintasi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Sumedang. Saat itu, koridor pertama Babakan Siliwangi–Leuwipanjang sepanjang sekitar 11 kilometer bahkan ditargetkan beroperasi pada 2018.

Namun, keterbatasan anggaran membuat pembangunan tak kunjung terealisasi. Proyek yang semula direncanakan mendapat dukungan APBN sempat dibatalkan pendanaannya. Berdasarkan studi World Bank, pembangunan koridor Babakan Siliwangi–Leuwipanjang membutuhkan dana hingga Rp10 triliun.

Pada 2024, Pemprov Jawa Barat di bawah Penjabat Gubernur Bey Machmudin menyatakan proyek siap dijalankan kembali dengan menggandeng investor. Kementerian Keuangan secara prinsip menyetujui pendanaan melalui APBN dan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Proyek ini juga ditawarkan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Dua koridor utama yang disiapkan adalah Utara–Selatan (Babakan Siliwangi–Leuwipanjang) dan Barat–Timur (Leuwipanjang–Tegalluar). Groundbreaking ditargetkan pada 2024, tetapi belum terlaksana hingga kini, termasuk karena pergantian kepemimpinan daerah.

Dalam pertemuan terbaru, Dudy Purwagandhi menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan transportasi massal di Jawa Barat, termasuk LRT Bandung Raya.

Baca juga: Lebih Mahal Mana Bangun MRT, LRT, atau Skytrain? Ini Perbandingan Investasinya

“Kami terus mendukung Pemprov Jabar untuk mengembangkan sistem transportasi publik yang selamat, aman, nyaman, dan mudah diakses. Dengan hadirnya transportasi publik yang lebih efektif dan efisien, harapannya masyarakat Jawa Barat dapat bermobilitas dan terlayani dengan baik,” ujar Dudy dalam keterangannya, Minggu (5/10/2025).

Selain proyek LRT, pembahasan juga mencakup penyediaan jalan akses menuju Stasiun Kereta Cepat Karawang, reaktivasi jalur kereta ke kawasan wisata, serta isu transportasi udara.

Salah satu topik yang dibahas adalah pemindahan penerbangan jet komersial dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Kertajati secara bertahap. Bandara Kertajati kini difokuskan untuk penerbangan domestik dan internasional, termasuk konektivitas Umrah dan Haji, sementara Bandara Husein kembali melayani rute tertentu.

“Sejak Juli 2025, Bandara Husein melayani rute seperti Bandung–Yogyakarta oleh Susi Air menggunakan pesawat propeller. Adapun Kertajati tetap fokus pada penerbangan jet dan rute internasional,” jelas Dudy.

Dengan diskusi terbaru ini, harapan terhadap kebangkitan proyek LRT Bandung Raya kembali mencuat setelah hampir satu dekade menjadi wacana. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp
Banner Kiri
Banner Kanan