Teknologi

Soal Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024, Begini Penjelasan Menkominfo

Konstruksi Media – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 mencakup empat sektor strategis yakni infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital. Hal ini disebut telah sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait Percepatan Transformasi Digital.

Pertama, kata Johny, menyoal infrastruktur digital, dia menyebut ini adalah fondasi utama. Karena itu, katanya, Presiden Jokowi telah mengambil langkah cepat dan konsisten bahwa dampak covid-19 harus dipastikan pembangunan infrastruktur secara merata di semua level.

Mulai dari level tulang punggung (backbone), middle mile, hingga last mile. Untuk backbone, yang dilakukan adalah pembangunan fiber optic di darat dan laut secara masif. Sementara middle berhubungan dengan pembangunan satelit dan link microwave. Terakhir di last mile adalah membangun base transceiver station (BTS).

“BTS yang sudah dibangun di Indonesia banyak, lebih dari 550 ribu, oleh pemerintah (Kominfo) dan operator seluler. Yang belum (dibangun) ada 12.548 desa, 9.113 di antaranya wilayah 3T. Diharapkan selesai akhir 2022,” ujar Johnny dalam program TV swasta yang dikutip Senin (28/6/2021).

Di saat bersamaan, Indonesia membutuhkan tambahan kapasitas satelit. Pada kuartal ke-4 2023, Indonesia akan meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA) I. Satelit ini memiliki kapasitas transmisi 150 Gbps untuk memfasilitasi penyediaan akses internet cepat di 150.000 layanan publik.

Di samping itu, kata Johnny, ada beberapa titik fiber optic yang harus disambungkan. Hal ini juga diharapkan bisa selesai pada 2022 dan 2023. “Dengan demikian di akhir pemerintahan ini, infrastuktur TIK yang menjadi fondasi transformasi digital bisa selesai,” katanya.

Selanjutnya adalah pelaksanaan pemerintahan digital. Dalam hal ini, Kominfo menyiapkan pembangunan pusat-pusat data. Johnny menyebut ada empat pusat data yang akan dibangun dan menggunakan teknologi clouds untuk server dan pelayanan pemerintahan digital.

“Itu akan dibangun di ibu kota negara, Jakarta atau Jabodetabek, Batam, di ibu kota baru, Balikpapan, dan di Indonesia Timur, barang kali Labuan Bajo,” paparnya.

“Jadi ada empat titik pusat data yang nanti digunakan dalam rangka Satu Data Indonesia dan pelayanan pemerintahan,” lanjutnya.

Lebih lanjut Johnny menjelaskan, pembangunan infrastruktur digital secara besar-besaran salah satu hilirnya adalah ekonomi digital. Johnny menyebut infrastuktur digital ini harus dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi digital. Salah satu upayanya adalah mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masuk ranah digital.

Seperti diketahui, UMKM sebagai penyumbang 60% dari produk domestik bruto (GDP) nasional. “Salah satu yang harus jadi perhatian adalah bagaimana 64 juta UMKM kita go digital,” katanya.

Pemerintah menargetkan setidaknya di akhir 2024, setengah dari jumlah UMKM di Indonesia sudah menjadi UMKM digital. Dorongan digitalisasi ini antara lain diupayakan melalui program Bangga Buatan Indonesia.

Selain UMKM, sektor lain juga diharapkan bertransformasi ke ranah digital. Misalnya, kata Johnny, industri pariwisata, jasa keuangan, media, pertanian, perikanan, pendidikan, kesehatan, real estate dan perkotaan, serta digitalisasi lembaga pemerintahan itu sendiri.

“Ini jadi perhatian besar kita. Bapak Presiden sudah menyampaikan berulang kali bahwa digital space kita di sisi digital ekonomi harus dimanfaatkan. Digital ekonomi nasional kita saat ini sekitar US$44 miliar, dan diproyeksikan terus tumbuh hingga lebih dari US$124 miliar pada 2025, atau setara 40% digital ekonomi ASEAN,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, masyarakat digital harus dibangun. Pembangunan itu dimulai dari yang paling dasar yakni talenta digital. Dalam hal ini, Kominfo memberikan dukungan besar bersama ekosistemnya.

“Termasuk dengan global companies, platform-platform digital, untuk mengisi pelatihan digital bagi masyarakat. Tahun 2021 ini sekitar 12,5 juta masyarakat yang akan masuk program literasi digital,” kata Johnny.

Diharapkan pada akhir 2024, sebanyak 50 juta penduduk Indonesia sudah terliterasi digital di tingkat dasar. Selain itu, Indonesia membutuhkan tenaga tingkat menengah yang dilakukan melalui digital talent scholarship di Kominfo.

“Dan ketiga, kita harus mempunyai master mentor digital melalui program digital leadership academy, sekitar 300 orang dari tokoh-tokoh pemerintahan untuk pengambilan keputusan, dan founder-founder start up kita,” katanya.

Peta Jalan Digital ini diterjemahkan dalam langkah strategis melalui 100 program inisiatif pada empat tahun ke depan. Targetnya antara lain harus mampu menghasilkan pertumbuhan GDP 1% di atas pertumbuhan standard. Lalu, harus mampu menghasilkan lapangan pekerjaan baru.

Dengan membangun infrastruktur digital teknologi informasi dan komunikasi (TIK) baru, kata Menkominfo, akan mendorong sekitar 2,5 juta lapangan pekerjaan baru. “Kami juga berharap dengan digitalisasi ini mendorong terbentuknya 5.000 start up digital baru. Syaratnya membangun talenta digital,” jelas Menkominfo.

“Yang penting juga saat kita membangun infrastruktur digital, ekonomi digital, masyarakat digital, kita memastikan pengguna, pemanfaat internet kita harus bertumbuh. Di akhir 2023, setidaknya di atas 82% masyarakat sudah mempunyai akses terhadap internet,” pungkasnya.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button