Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude (minyak mentah)
Djoko Priyono, Dirut PT KPI
Konstruksi Media-Sejak menjadi perusahaan subholding Pertamina untuk bisnis refining and petrochemical (kilang pengolahan dan petrokimia), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus berikhtiar untuk membukukan kinerja yang positif.
Pada triwulan pertama tahun 2021 ini, PT KPI sukses mencatatkan kinerja operasi yang jauh melampaui target RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan).
Terdapat beberapa faktor utama yang mendorong kinerja positif tersebut, antara lain optimasi kilang dan efisiensi biaya operasional.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT KPI, Djoko Priyono, pada acara paparan kinerja Triwulan I-2021 yang diikuti pekerja PT KPI belum lama ini.
- Komitmen WEGE pada ESG: Keberlanjutan dan Tata Kelola yang Kuat untuk Masa Depan
- Outlook 2025, Semen Merah Putih Inovasi Konstruksi Keberlanjutan
- WEGE Optimistis Capai Target 2024, Raih Kontrak Baru Rp 2,07 Triliun hingga Oktober 2024
Djoko mengungkapkan bahwa optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi (high valuable product) sesuai dengan pergerakan crack spread(perbedaan antara harga minyak mentah sebagai bahan baku dan harga produk yang dihasilkan kilang).
“Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude (minyak mentah). Kita diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude bagian negara agar dapat memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik,” ujar Djoko Priyono.
Upaya optimasi ini, kata Djoko, berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Persentase produksi produk bernilai tinggi, seperti produk bahan bakar minyak (BBM) dan petrokimia, mencapai realisasi di atas 79%, lebih tinggi daripada target pada RKAP sekitar 78%.
“Selain itu, Plant Availability Factor (PAF) yang merupakan indikator kehandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi juga berhasil kami tingkatkan menjadi hampir 100%, lebih tinggi daripada versi RKAP sekitar 99%,” kata Djoko.
Faktor kedua, jelasnya, terkait efisiensi biaya operasi kilang, pemakaian energilah yang dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP.
Indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di angka 108,6, lebih rendah daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 109. Untuk angka realisasi EII, semakin kecil semakin baik.
“Kinerja positif PT KPI juga tak lepas dari dukungan mitra bisnisnya. Kami sampaikan apresiasi kepada seluruh mitra bisnis yang telah mendukung pencapaian kinerja positif PT KPI, antara lain PT Patra Niaga yang telah menjual produk BBM berkualitas, produksi dari Kilang Pertamina. Juga kepada PT PGN yang telah memasok gas alam ke kilang-kilang Pertamina untuk proses produksi,” tutur Djoko.
Pada kesempatan itu, Djoko juga kembali menyampaikan komitmen pekerja kilang untuk bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. “Segala ikhtiar di sisi operasional dan finansial yang menghasilkan peningkatan kinerja perusahaan ini tak lain merupakan kontribusi dari seluruh perwira atau pekerja PT Kilang Pertamina Internasional,” pungkas Djoko. ***