Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan infrastruktur sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan dasar dalam mendukung perwujudan yang layak, produktif, dan berkelanjutan.
Hal itu sebagaimana disebutkan dalam keterangan resmi yang dibagikan Kementerian PUPR pada Jumat (27/8) kemarin.
“Pembangunan infrastruktur, utamanya di daerah, akan membuka akses baru atau semakin mempermudah akses yang sudah ada untuk menjangkau wilayah tersebut. Kemudahan akses tersebut nantinya dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di suatu wilayah,”tulis keterangan tersebut dikutip pada Sabtu (28/8/2021).
- Komitmen WEGE pada ESG: Keberlanjutan dan Tata Kelola yang Kuat untuk Masa Depan
- Outlook 2025, Semen Merah Putih Inovasi Konstruksi Keberlanjutan
- WEGE Optimistis Capai Target 2024, Raih Kontrak Baru Rp 2,07 Triliun hingga Oktober 2024
Di Provinsi Kalimantan, Kementerian PUPR membangun sejumlah infrastruktur mulai dari bidang konektivitas, pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), hingga pengolahan sampah.
Salah satu infrastruktur yang di bangun diprovinsi Kalimantan Barat adalah Pembangunan Jembatan Sei Alalak sepanjang 850 meter di Banjarmasin. Saat ini progres konstruksinya telah mencapai 90,30% dan direncanakan selesai pada September 2021.
“Keberadaan Jalan Lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya dimana jalan tersebut melewati area perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” bunyi keterangan tersebut.
Bentang utama jembatan Sei Alalak dirancang dengan menggunakan cable-stayed dan struktur jembatan lengkung dan pertama di Indonesia. Pembangunan Jembatan Sei Alalak didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton. Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layanan hingga 100 tahun.
Selain Jembatan Sei Alalak, ada juga infrastruktur lainnya di kota Banjarmasin yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Banjarbakula. Pembangunan TPA Regional Banjarbakula merupakan dukungan Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya kepada Pemerintah Daerah. Pembangunannya dilakukan sejak 12 Mei 2017 dan telah rampung pengerjaan pada 30 November 2018.
“TPA Banjarbakula dilengkapi 4 sel landfill dengan luas total 15 ha dengan pekerjaan berupa, pembangunan Unit Pengolahan Lindi, Bangunan Cuci Kendaraan, bangunan garasi, pembangunan jalan operasi, pembangunan jembatan timbang, pengadaan aliran listrik PLN, kantor dan pos jaga, pekerjaan bangunan gerbang, pagar keliling, tapping air bersih,” lanjutnya.
Masih di Kalimantan Selatan, tepatnya di Kabupaten Tapin terdapat Bendungan yang baru diresmikan oleh Presiden RI awal tahun 2021. Nama bendungan tersebut yaitu Bendungan Tapin, yang mulai dibangun pada tahun 2015.
Bendungan Tapin memiliki kapsitas tampung cukup besar 56,7 juta m3 yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir di Provinsi Kalsel dan juga memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan irigasi seluas 5.472 hektar. Luas genangan 425 hektar dapat mereduksi banjir sebesar 107 m3/detik dan bisa menjadi objek pariwisata tidak hanya di Kabupaten Tapin, tetapi di Provinsi Kalimantan Selatan.
“Keberadaan bendungan ini juga diharapkan dapat menyediakan air baku untuk wilayah Rantau sebagai Ibu Kota Kabupaten Tapin dan sekitarnya sebesar 500 liter/detik, konservasi air, dan untuk PLTA sebesar 3,30 MW,” sebut keterangan itu.***