Bantu Atasi Krisis, ITS Bikin Inovasi Konsentrator Oksigen
Konstruksi Media – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan inovasi alat konsentrator oksigen guna menjawa krisis oksigen di tengah masyarakat, imbas adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyatakan Oxygen Concentrator ITS (OXITS) dapat mengganti peran tabung oksigen yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Oksigen kini menjadi barang langka sejak melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. OXITS diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen masyarakat luas,” ujar Ashari dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/8/2021).
- Komitmen WEGE pada ESG: Keberlanjutan dan Tata Kelola yang Kuat untuk Masa Depan
- Outlook 2025, Semen Merah Putih Inovasi Konstruksi Keberlanjutan
- WEGE Optimistis Capai Target 2024, Raih Kontrak Baru Rp 2,07 Triliun hingga Oktober 2024
Sementara itu, Ketua Tim Riset OXITS, Fadlilatul Taufany ST PhD menjelaskan, karena saturasi oksigen yang rendah dalam darah pasien positif Covid-19, mereka membutuhkan pasokan oksigen berkonsentrasi tinggi sementara kadar oksigen di udara hanya berkisar 21 persen.
“OXITS ini dapat menghasilkan oksigen murni hingga 95,5 persen,” ungkap Kepala Sub Direktorat Riset dan Publikasi Ilmiah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS.
Lebih lanjut, dosen Departemen Teknik Kimia ITS ini menambahkan bahwa selain oksigen, udara bebas juga mengandung nitrogen sekitar 78 persen dan sisanya gas-gas lain.
“Prinsip kerja OXITS sendiri ialah mengambil udara bebas dan memurnikannya dari kandungan nitrogen melalui teknologi pressure swing adsorption (PSA),” jelas lelaki yang akrab disapa Taufany ini.
Taufany menjelaskan bahwa udara yang diserap oleh OXITS akan melalui filter terlebih dahulu guna menyaring partikel berukuran lebih dari 5 mikron. Lalu udara akan dikompresi untuk meningkatkan tekanan udara.
“Selama proses kompresi, mekanisme pendingin terus berjalan agar menjaga konsentrator dari overheating dan meningkatkan performa PSA,” paparnya.
Kemudian, lanjut Taufany, nitrogen yang terkandung dalam udara akan diserap oleh filter zeolite untuk memurnikan udara.
Terdapat dua unit kolom yang bekerja secara bergantian, yaitu kolom untuk menyerap nitrogen dan kolom yang mengeluarkan nitrogen yang terperangkap di zeolit. “Zeolit pada OXITS ini dapat digunakan dalam jangka panjang,” ucapnya.
Alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) ini memaparkan udara yang telah bebas dari kandungan nitrogen akan disesuaikan dan diatur terlebih dahulu tekanan dan flow-nya dengan elektronik yang ada sebelum oksigen dialirkan.
“Inovasi OXITS telah sesuai dengan standar kesehatan WHO – UNICEF,” katanya meyakinkan.
Terakhir, dalam acara yang turut dihadiri Laksamana Pertama TNI Arif Harnanto ST MEng selaku Kepala Puslitbang Alat Peralatan Pertahanan (Alpahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) tersebut, Ashari berharap bahwa OXITS ini dapat meringankan beban masyarakat yang sangat membutuhkan pasokan oksigen di masa pandemi.
“Semoga karya (ITS) ini dapat membuat keadaan menjadi lebih baik dan pandemi dapat cepat berakhir,” ujarnya penuh harap.***