Adhi Karya Lirik Proyek Jalan Tol Demak-Tuban Senilai Rp55,7 Triliun
Proyek Jalan Tol Demak-Tuban menjadi amanah pemerintah kepada perseroan sesuai dengan porsi yang dimiliki.
Konstruksi Media – PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI memperlihatkan keinginan untuk menjadi kontraktor di Proyek Jalan Tol Demak-Tuban senilai Rp55,7 triliun. Selain itu, ADHI membidik kontrak baru di beberapa ruas tol di Jabodetabek.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya (ADHI) Farid Budiyanto mengatakan, sebagai kontraktor ADHI jelas berminat untuk bisa bergabung dalam pembangunan proyek tersebut. Hanya saja, jika untuk menambah portofolio sebagai investasi baru, perseroan masih selektif dan mengkaji secara hati-hati.
“Selain melirik Proyek tol Demak-Tubanperseroan juga saat ini tengah fokus menuntaskan perolehan kontrak baru di beberapa ruas tol Jabodetabek yang ditargetkan rampung kuartal III atau IV tahun ini,” kata Farid melalui keterangan tertulis, beberapa waktu lalu.
Namun, kata dia, belum bisa merinci ruas tol mana saja karena masih dalam proses. Sikap selektif Adhi untuk berinvestasi di proyek baru ini tidak lepas dari target perseroan untuk menyelesaikan investasi di beberapa proyek eksisting seperti Tol Yogyakarta-Solo-Kulon Progo dan Tol Yogyakarta-Bawen.
Menurut dia, Proyek Jalan Tol Demak-Tuban menjadi amanah pemerintah kepada perseroan sesuai dengan porsi yang dimiliki.
“Kita punya target untuk menyelesaikan itu,” ujarnya.
Ia mengatakan, Adhi Karya tetap berupaya untuk mengantongi kontrak baru dari sektor infrastruktur lain seperti gedung, infrastruktur lain, dan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang juga memiliki potensi besar untuk dikejar pada tahun 2023.
“Jadi, kita memilah dan memilih proyek yang paling layak dan menarik secara bisnis. Lalu, kalau kita masuk sebagai investor, kita ambil porsi yang sedikit atau bukan mayoritas supaya risiko tidak sepenuhnya berada di kami dan kami bisa meraup bagian konstruksinya,” terang Farid.
Adhi Karya, kata dia, telah menyiapkan dua strategi utama dalam berinvestasi. Pertama, investasi yang bisa berkontribusi kepada pekerjaan konstruksi yang artinya bisa menghasilkan pasar konstruksi. Kedua, investasi bisa menjadi recurring income.
Ia mengatakan, untuk investasi yang bersifat sebagai feeding construction, perseroan akan memilih bisnis yang secara kelayakan baik. Selain itu, kata dia, ADHI memprioritaskan proyek dengan kriteria minoritas karena modal perseroan terbatas. Termasuk, perseroan akan melakukan diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko
“Jadi, kita menanamkan investasi di beragam lini. Kalau saat ini, kami sudah punya investasi di proyek jalan tol, kemudian ada SPAM Karian dan Dumai. Proyek-proyek itu yang berpotensi menjadi recurring income,” ucap Farid.
Baca artikel selanjutnya: